Senin, 22 Juni 2009

MEMANFAATKAN FITUR "SINKRONISASI" PADA PONSEL SONY ERICSSON

Sinkronisasi adalah menyerasikan ( menyamakan ) daftar kontak yang disimpan pada ponsel dengan kontak yang ada pada daftar kontak email, dalam hal ini adalah gmail. Dengan sinkronisasi, kita dapat mengirim ( meng-upload ) daftar kontak yang ada di memori handphone ataupun menerima ( men-download ) daftar kontak yang ada pada gmail, sehingga kita tidak akan kehilangan daftar kontak walaupun kartu/handphone kita hilang. Sebelum memanfaatkan fitur ini, pengguna harus mengaktifkan dulu GPRS-nya dan harus punya account gmail.

Cara setting sinkronisasi di ponsel :

1. Buka menu Organizer dan pilih sinkronisasi
2. Pilih account baru dan tulis nama account anda, misalnya Google, kemudian klik lanjutkan
3. Alamat server : https://m.google.com/syncml
4. Username : tulis username gmail anda, misalnya contoh@gmail.com
5. Password : tulis password gmail anda
6. Sambungan : pilih sambungan internet yang anda gunakan, misalnya indosatgprs
7. Aplikasi : centang kontak
8. Setting aplikasi : pilih kontak
9. Nama database : contacts
10. Nama pengguna dan kata sandi dikosongi
11. Interval sinkr : mati
12. Inisiasi dari jauh : selalu tanya
13. Keamanan jauh, ID server : Google, Password : 443
14. Kemudian klik simpan dan mulai sinkronisasi

Pada ponsel nokia, cara settingnya tidak jauh beda dengan ponsel Sony Ericsson.

Demikian semoga bermanfaat.

Kamis, 18 Juni 2009

MEMANFAATKAN FITUR “ KAWANKU ” PADA PONSEL SONY ERICSSON

Banyak pengguna ponsel Sony Ericsson yang tidak memanfaatkan semua fitur yang ada didalamnya. Suatu contoh adalah fitur “ Kawanku ”. Mungkin karena mereka tidak tahu bagaimana cara penggunaannya. Fitur “ Kawanku ” adalah fitur yang digunakan untuk chatting ( ngobrol ) melalui ponsel. Dengan chatting, pulsa yang digunakan lebih murah dari pada SMS. Pengguna ponsel terlebih dahulu harus mengaktifkan GPRS-nya dan mendaftarkan account di yamigo.

Cara mendaftarkan account di yamigo :

1. Buka browser http://www.yamigo.com/
2. Pilih icon ' create one '
3. Masukkan nama anda, username yang dikehendaki dan alamat email anda.
Alamat email digunakan untuk mengirim username dan password anda.
4. Kemudian klik ' send registration '.
5. Setelah itu anda akan mendapatkan notifikasi registration complete.
6. Setelah itu buka email anda untuk melihat username dan password anda.

Cara setting di ponsel :

1. Buka fitur “ Kawanku ” pada menu perpesanan
2. Pilih ' setting server '.
3. Masukkan username anda
4. Masukkan password anda
5. Masukkan alamat server : http://yamigo.com/wv/control
6. Pilih profil internet yang anda pakai
7. Selesai dan simpan

Setelah itu anda bisa chatting dengan teman-teman anda dengan menggunakan ponsel tanpa harus mendownload aplikasi IM.

Demikian sekilas tentang fitur “ Kawanku ”. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk anda semua.

Selasa, 09 Juni 2009

SALAH KAPRAH NI.....

Suatu hari, saya kedatangan tamu penting. Dia adalah SAY***, putra dari Bapak SUW****, seorang warga desa Alastlogo yang sudah lama saya kenal. Awalnya dia tanya-tanya HP ke adikku. Setelah ngobrol-ngobrol dikit, saya tinggalkan dia bersama istri saya, karena saya harus melayani tamu yang lain. Setelah melayani tamu yang lain, saya melihat SAY*** dan istri saya asyik ngobrol di teras depan. Saya cuek saja, tidak ingin ikut campur dengan urusan mereka. Tidak peduli dengan apa yang mereka bicarakan. Akhirnya setelah lama mengobrol dia pamit pulang.

Setelah saya selesai sholat isya', SAY*** datang lagi. Dia tidak sendirian. Dia ditemani oleh AH**, seorang warga desa Watuprapat. Saya tanya ada masalah apa kok rame-rame kesini. Akhirnya dia bilang kalau ingin meluruskan masalah BICARA. Dia bilang kalau dirinya dikabarkan pernah bilang begini : Kalau anak-anak utara mau gabung sama klubnya, ngaca dulu sama PALO**** ( tempat makan ayam ).

CERITA YANG SAYA DENGAR BEGINI :
Suatu hari, EK* putranya AM** sehabis pulang dari latihan SEPAK TAKRAW mampir di lapangan sepakbola. EK* ikut nendang-nendang bola di lapangan. Kemudian datang SAY*** dan menanyakan siapa yang ikut latihan itu. Kemudian ada yang jawab bahwa yang ikut latihan itu adalah EK* putranya AM**. SAY*** langsung bilang begini : "MON NAK-KANAK DEJE AGABUNGE, AKACA GHELLU KA PALONGAN".
Kebetulan disitu ada SAN*** yang masih ada hubungan keluarga dengan EK*. Siapa sih yang tidak tersinggung kalau keluarganya dihina dihadapannya sendiri?

Kemudian saya tanya apakah dia pernah bilang atau tidak. Dia mengatakan tidak pernah bilang begitu, sebagai saksinya dia membawa AH** kesini. Karena pada waktu itu AH** juga ada disana. Saya katakan, kalau memang tidak bilang, kenapa harus diperpanjang? Sampai-sampai harus membawa saksi segala. Sepuluh saksipun tidak ada gunanya buat saya. Toh saya tidak punya kepentingan apa-apa.
Tapi dia kawatir tidak dipercaya oleh saya. Saya bilang bahwa saya percaya padanya. Apa perlu diumumkan lewat pengeras suara, agar orang-orang percaya. Saya juga bilang begini : "Kalau memang kamu tidak pernah bilang begitu, maka kamu orang WARAS, tapi kalau kamu pernah bilang begitu, maka kamu orang GILA.
Tidak hanya masalah BICARA yang dibahas, bahkan AH** mengungkit-ungkit masalah PILKADES. Tapi saya tidak menanggapi masalah tersebut. Karena masalah PILKADES saya anggap sudah kadaluarsa, sudah basi. Toh saya tidak punya kepentingan apa-apa dengan semua CALON. Saya tidak ingin jadi CARIK ( SEKDES ), tidak ingin jadi PERANGKAT, tidak ingin jadi ketua RT/RW dan lain-lain.

Akhirnya setelah lama ngobrol, mereka pamit pulang dengan perasaan yang tidak saya ketahui. Apakah mereka puas atau tidak puas dengan sikap saya, itu urusan mereka sendiri. Saya tidak mau tahu. Saya lebih mementingkan keluargaku sendiri.

Dengan kejadian seperti diatas, seharusnya kan saya yang harus bereaksi. Seharusnya saya yang mencari sumber BICARA. Seharusnya saya yang marah. Karena yang merasa dihina adalah saya dan keluarga saya termasuk semua warga yang ada di blok utara. Tapi saya tidak melakukan hal itu, karena saya cuma ingin jadi pendengar yang baik. Saya pasrahkan saja pada Allah SWT.

Sebenarnya, untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, tidak perlu mengatakan bahwa dirinya adalah benar, jujur, baik dan lain-lain. Tapi bangunlah kepercayaan itu dengan tindakan nyata, bukan dengan omongan.
Kalau sudah bilang pasrah kepada Allah SWT, kenapa harus tabrak sana tabrak sini?
Lalu, mana yang benar? Apakah yang menyampaikan BICARA ataukah yang mencari sumber BICARA? Saya tidak mau ambil pusing. Kebenaran hanyalah milik Allah SWT. Suatu saat nanti, kebenaran akan terungkap, entah di dunia ini atau di akhirat nanti.

"ORANG YANG DIAM, IBARAT GUNUNG. JANGAN DITABRAK, KALAU DITABRAK BISA TERBAKAR SENDIRI"

DONATUR

Sebelum Kompetisi Sepakbola di desa Alastlogo dimulai, saya kedatangan seorang tamu yang sudah saya kenal. Dia membawa sepeda motor honda biru persis seperti yang saya pakai, hanya plat nomornya saja yang berbeda. Dia adalah Hariyanto, seorang wasit Persekabpas dan mantan karyawan Patal Grati. Dia bilang kalau kedatangannya kerumahku disuruh oleh bosnya untuk minta sumbangan biaya kompetisi. Sambil tertawa saya bilang begini : "Kenapa harus minta ke saya? Kan sudah banyak yang jadi donatur. Saya dengar yang jadi donatur sudah 12 orang. Kalau 1 orang menyumbang 1 juta, maka jumlahnya 12 juta, kan sudah cukup untuk membiayai kompetisi". Begitu yang saya bilang sambil tertawa. Hariyanto juga tertawa.
Dia juga bilang kalau dirinya hanya membantu untuk kelancaran jalannya kompetisi, termasuk membantu proses perijinannya.
Dia tanya kenapa saya tidak ikut jadi panitia. Sambil tertawa saya bilang : "Kan sudah banyak yang jadi panitia. Tanpa saya, kompetisi tetap akan berjalan".
Karena dia membawa proposal, akhirnya saya beri juga sumbangan. Tidak banyak sih....., tapi kalau buat beli rokok 2 pres, masih lebih.
Kenapa saya ngasih sumbangan? Walaupun saya tidak ikut kongsi, toh tidak ada dalil satupun yang mengatakan bahwa menyumbang itu perbuatan dosa. Demi kebaikan kita bersama, maka saya memberikan sumbangan tersebut.
Akhirnya setelah ngobrol macam-macam, Hariyanto pamit pulang untuk lapor pada bosnya.