Jumat, 19 Desember 2008

KEPEMIMPINAN MENURUT ISLAM

Akhir-akhir ini banyak orang yang ingin menjadi pemimpin. Dari orang yang awam atau orang yang tidak punya pendidikan sama sekali, sampai orang yang berpendidikan tinggi atau sarjana, semuanya ingin menjadi pemimpin dan ingin mendapatkan jabatan. Menjadi pemimpin adalah sebuah amanah yang harus dilaksanakan dan dijalankan dengan baik oleh seorang pemimpin, karena kelak Allah SWT akan meminta pertanggung jawaban atas kepemimpinan itu. Dalam Islam, sudah ada aturan-aturan yang berkaitan dengan hal tersebut, antara lain sebagai berikut :

1. Punya Niat Yang Lurus.

Hendaklah saat menerima suatu tanggung jawab dilandasi dengan niat sesuai dengan apa yang telah Allah SWT perintahkan. Lalu diiringi dengan mengharapkan keridhaan-Nya. Kepemimpinan dan jabatan adalah tanggung jawab dan beban, bukan kesempatan dan kemuliaan.

2. Laki - Laki.

Wanita sebaiknya tidak memegang tampuk kepemimpinan. Rasulullah SAW bersabda : "Tidak akan beruntung kaum yang dipimpin oleh seorang wanita" ( R. Bukhari dari Abu Bakarah Ra ). Namun hadis ini masih diperdebatkan oleh sebagian ulama.

3. Tidak Meminta Jabatan.

Rasulullah SAW bersabda kepada Abdurrahman bin Samurah Ra : "Wahai Abdurrahman bin Samurah! Janganlah kamu meminta untuk jadi pemimpin. Sesungguhnya jika kepemimpinan diberikan kepada kamu karena permintaan, maka kamu akan memikul tanggung jawab sendirian, dan jika kepemimpinan itu diberikan kepada kamu bukan karena permintaan, maka kamu akan dibantu untuk menanggungnya" ( R. Bukhari dan Muslim ).
Jadi menurut hadis ini, untuk menjadi seorang pemimpin tidak perlu meminta-minta, apalagi sampai menggunakan uang untuk memperoleh suatu jabatan.

4. Berpegang Pada Hukum Allah.

Ini salah satu kewajiban utama seorang pemimpin. Allah SWT berfirman : "Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka" ( Al-Maidah : 49 ). Jika ia meninggalkan hukum Allah SWT, maka seharusnya dicopot dari jabatannya.

5. Memutuskan Perkara Dengan Adil.

Rasulullah SAW bersabda : "Tidaklah seorang pemimpin mempunyai perkara, kecuali ia akan datang dengannya pada hari kiamat dengan kondisi terikat, entah ia akan diselamatkan oleh keadilan, atau akan dijerumuskan oleh kedhalimannya" ( R. Baihaqi dari Abu Hurairah dalam kitab Al-Kabir ).

6. Tidak Menutup Diri Saat Diperlukan Rakyat.

Pemimpin itu hendaklah selalu membuka pintu untuk setiap pengaduan dan permasalahan rakyat. Rasulullah bersabda : "Tidaklah seorang pemimpin atau pemerintah yang menutup pintunya terhadap kebutuhan, hajat dan kemiskinan, kecuali Allah akan menutup pintunya terhadap kebutuhan, hajat dan kemiskinannya" ( R. Imam Ahmad dan At-Tirmidzi ).

7. Menasehati Rakyat.

Rasulullah bersabda : "Tidaklah seorang pemimpin yang memegang urusan kaum muslimin, lalu ia tidak bersungguh-sungguh dan tidak menasehati mereka, kecuali pemimpin itu tidak akan masuk surga bersama mereka ( rakyatnya ). Disini dapat pula diartikan bahwa pemimpin itu, ilmu dan ibadahnya harus berada diatas rata-rata.

8. Tidak Menerima Hadiah.

Seorang rakyat yang memberi hadiah kepada seorang pemimpin pasti mempunyai maksud tersembunyi, entah ingin mendekati atau mengambil hati. Oleh karena itu, hendaklah seorang pemimpin menolak pemberian hadiah dari rakyatnya. Rasulullah SAW bersabda : "Pemberian hadiah kepada pemimpin adalah pengkhianatan" ( R. Tabrani ).

9. Menyuruh Kepada Kebaikan.

Rasulullah bersabda : "Tidaklah Allah mengutus seorang Nabi atau menjadikan seorang Khalifah, kecuali ada bersama mereka itu golongan pejabat ( pembantu ). Yaitu pejabat yang menyuruh kepada kebaikan dan mendorongnya kesana, dan pejabat yang menyuruh kepada kemungkaran dan mendorongnya kesana. Maka orang yang terjaga adalah orang yang dijaga oleh Allah" ( R. Bukhari dan Abu Said Ra ).

10. Lemah Lembut.

Doa Rasulullah SAW : "Ya Allah, barang siapa mengurus satu perkara umatku, lalu ia mempersulitnya, maka persulitlah ia. Dan barang siapa yang mengurus satu perkara umatku, lalu ia berlemah lembut kepada mereka, maka berlemah lembutlah kepadanya".

11. Tidak Meragukan.

Rasulullah bersabda : "Jika seorang pemimpin menyebarkan keraguan dalam masyarakat, ia akan merusak mereka" ( R. Imam Ahmad, Abu Dawud dan Al-Hakim ).

12. Perintah Dan Petunjuknya Jelas.

Seorang pemimpin dalam memberikan perintah dan petunjuk kepada bawahannya harus jelas dan dapat dimengerti oleh bawahannya.

13. Tidak Otoriter.

Seorang pemimpin harus berpegang pada aturan perundang-undangan yang berlaku dan memperhatikan pendapat dari orang lain.

Masih banyak lagi aturan kepemimpinan menurut Islam. Anda ingin menambah? Atau ingin mengoreksi? Atau ingin mengomentari? Silahkan poskan di Ruang Komentar sepuas-puasnya.

Tidak ada komentar: