Senin, 29 Desember 2008

PUASA 'ASYURA

Azh-Zhain bin Al-Mughirah berkata : " Pendapat terbanyak mengatakan bahwa yang dimaksud 'Asyura adalah tanggal 10 ( sepuluh ) pada bulan Muharram, dan pendapat ini lebih sesuai jika dilihat dari akar kata dan penamaannya ".

Hukum Puasa 'Asyura

Para ulama sepakat bahwa hukum puasa 'Asyura adalah sunnah. Mereka berbeda pendapat mengenai hukumnya pada masa permulaan Islam, tatkala disyariatkan sebelum disyariatkannya puasa Ramadhan.
Abu Hanifah berpendapat bahwa pada awalnya diwajibkan, kemudian dihapus. Dan diriwayatkan dari Imam Ahmad akan sunnahnya, begitu juga ucapan jumhur ulama, karena Rasulullah SAW tidak memerintahkan secara umum tentang puasa tersebut. Bahkan beliau bersabda : " Hari ini adalah hari 'Asyura, dan saya puasa pada hari tersebut. Siapa yang suka maka hendaklah puasa dan siapa yang suka dia berbuka ".
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata : " Disunnahkan bagi yang puasa pada hari 'Asyura untuk berpuasa pada tanggal Sembilannya, karena hal tersebut adalah perintah Rasulullah SAW yang paling akhir ".

Hikmah Puasa 'Asyura

Puasa 'Asyura disunnahkan karena pada hari tersebut terjadi beberapa kejadian yang baik, diantaranya : selamatnya Musa AS dan para pengikutnya, serta tenggelamnya musuh Allah SWT, Fir'aun beserta kaumnya. Begitu juga terjadinya beberapa tanda-tanda kebesaran Allah SWT terhadap makhluknya, sesuatu yang layak untuk disyukuri.
Sedangkan puasa tanggal sembilannya adalah untuk menjaga puasa 'Asyura dan untuk menunjukkan sikap berbeda dari orang-orang Yahudi yang juga berpuasa pada hari itu saja. Dengan menggabungkan kedua hari itu maka syariat tersebut menjadi berbeda dari ajaran Yahudi.

Keutamaan Puasa 'Asyura

Terdapat riwayat dalam Shahih Muslim dari Abi Qatadah bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW tentang puasa 'Asyura, maka beliau bersabda : " Saya berharap agar Allah SWT menghapus dosa-dosa setahun sebelumnya ".

Urutan Derajad Puasa 'Asyura

Derajad Pertama.
Ini adalah derajad yang paling utama yaitu dengan melakukan puasa 3 ( tiga ) hari pada tanggal 9, 10 dan 11.

Derajad Kedua.
Yaitu berpuasa 2 ( dua ) hari pada tanggal 9 dan 10. Ini sesuai dengan hadits riwayat Muslim dari Ibnu Abbas RA, dia berkata : Rasulullah SAW bersabda : " Jika saya masih ada pada tahun depan, saya akan berpuasa pada tanggal sembilannya ( bersama tanggal sepuluh ) ". Dan dari Ibnu Abbas juga, beliau bersabda : " Puasalah kalian pada tanggal 9 dan 10, bedakanlah dari orang-orang Yahudi ".

Derajad Ketiga.
Yaitu dengan berpuasa pada tanggal 10 saja. Sebagaimana dari Ibnu Abbas, dia berkata : " Kami diperintahkan Rasulullah SAW untuk berpuasa pada hari 'Asyura ".

Apa Derajad Yang Paling Utama?

Yang paling utama dari ketiga derajad tersebut adalah derajad yang pertama. Karena berpuasa pada hari-hari tersebut akan mendapatkan beberapa manfaat, diantaranya :

1. Akan mendapatkan pahala puasa sebulan penuh. Sebagaimana riwayat Abdullah bin Amr bin Ash RA, dia berkata : Rasulullah SAW bersabda : " Tiga hari pada setiap bulan bagaikan puasa selamanya ".

2. Karena puasa 'Asyura adalah puasa yang utama setelah puasa Ramadhan. Ibnu Abbas RA berkata : " Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW memperhatikan sebuah puasa dan mengutamakannya atas yang lainnya kecuali hari ini, yaitu hari 'Asyura, dan bulan ini, yaitu bulan Ramadhan ".

3. Menunjukkan sikap berbeda dari orang-orang Yahudi. Sebagaimana Ibnu Abbas RA berkata : " Berpuasalah kalian sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya ".

4. Mengikuti jejak Rasulullah SAW yang merupakan sunnahnya, dengan mengamalkannya dan mendakwahkannya sebagai bentuk ibadah yang utama kepada Allah SWT.

5. Dapat menghapus dosa-dosa setahun penuh, berdasarkan hadits riwayat Qatadah RA, dia berkata : Rasulullah SAW bersabda : " Dan hari 'Asyura dapat menghapus dosa-dosa setahun sebelumnya ".

Jadi, kesimpulannya adalah tidak ada keutamaan yang lain pada hari 'Asyura kecuali hanya BERPUASA. Ingat! BERPUASA! Titik.

Minggu, 28 Desember 2008

PENGKHIANAT

Pengkhianat, pendusta, munafiq, pecundang adalah kata yang dapat menghancurkan orang lain, yang mendapatkan label tersebut. Bagaikan gelombang tsunami yang meluluhlantakkan dunia. Tanpa mengenal ampun.

Siapa pengkhianat, pendusta, munafiq, dan pecundang? Dia adalah si aku...yang merasa dirinya benar, jujur dan bertanggung jawab. Ia memandang orang lain pengkhianat, pendusta, munafiq dan pecundang karena mereka tidak sejalan dengannya.

Seorang raja yang terusik ketentramannya, Ia menganggap orang lain pemberontak, karena ia merasa terganggu oleh mereka.
Begitu halnya dengan si aku...yang merasa dirinya benar, jujur dan tanggung jawab. Padahal dibalik kebenaran menyimpan makna kebohongan, dibalik kejujuran menyimpan makna pengkhianatan, begitu seterusnya....

Si aku...yang merasa dirinya benar, jujur tak ingin orang lain hidup damai, sejahtera dan bahagia. Padahal mereka butuh kedamaian, kesejahtraan dan kebahagiaan. Si aku...tak pernah melihat bunga ditaman. Aneka warna bunga disana malah memperindah pemandangan. Kumbang-kumbang, kupu-kupu dan kunang-kunang yang datang menhisap sari bunga disana malah semakin memperindah suasana. Penhuni hutan: Harimau, serigala, macan, kera,tupai,dll. Mereka hidup dengan keanekaragaman, tidak saling membunuh dan mencengkram.

Siapa penghianat, pendusta,munafiq, pecundang? Imam abi Muhammad bin Muhammad Al-Ghozali mengatakan dalam kitab ' AL-HIDAYAH ' nya ( barang siapa mengatakan kafir terhadap orang laìn maka ia kafir ) dengan ucapannya sendiri.

Allahu a'lamu bidzalik.

Jumat, 19 Desember 2008

KEPEMIMPINAN MENURUT ISLAM

Akhir-akhir ini banyak orang yang ingin menjadi pemimpin. Dari orang yang awam atau orang yang tidak punya pendidikan sama sekali, sampai orang yang berpendidikan tinggi atau sarjana, semuanya ingin menjadi pemimpin dan ingin mendapatkan jabatan. Menjadi pemimpin adalah sebuah amanah yang harus dilaksanakan dan dijalankan dengan baik oleh seorang pemimpin, karena kelak Allah SWT akan meminta pertanggung jawaban atas kepemimpinan itu. Dalam Islam, sudah ada aturan-aturan yang berkaitan dengan hal tersebut, antara lain sebagai berikut :

1. Punya Niat Yang Lurus.

Hendaklah saat menerima suatu tanggung jawab dilandasi dengan niat sesuai dengan apa yang telah Allah SWT perintahkan. Lalu diiringi dengan mengharapkan keridhaan-Nya. Kepemimpinan dan jabatan adalah tanggung jawab dan beban, bukan kesempatan dan kemuliaan.

2. Laki - Laki.

Wanita sebaiknya tidak memegang tampuk kepemimpinan. Rasulullah SAW bersabda : "Tidak akan beruntung kaum yang dipimpin oleh seorang wanita" ( R. Bukhari dari Abu Bakarah Ra ). Namun hadis ini masih diperdebatkan oleh sebagian ulama.

3. Tidak Meminta Jabatan.

Rasulullah SAW bersabda kepada Abdurrahman bin Samurah Ra : "Wahai Abdurrahman bin Samurah! Janganlah kamu meminta untuk jadi pemimpin. Sesungguhnya jika kepemimpinan diberikan kepada kamu karena permintaan, maka kamu akan memikul tanggung jawab sendirian, dan jika kepemimpinan itu diberikan kepada kamu bukan karena permintaan, maka kamu akan dibantu untuk menanggungnya" ( R. Bukhari dan Muslim ).
Jadi menurut hadis ini, untuk menjadi seorang pemimpin tidak perlu meminta-minta, apalagi sampai menggunakan uang untuk memperoleh suatu jabatan.

4. Berpegang Pada Hukum Allah.

Ini salah satu kewajiban utama seorang pemimpin. Allah SWT berfirman : "Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka" ( Al-Maidah : 49 ). Jika ia meninggalkan hukum Allah SWT, maka seharusnya dicopot dari jabatannya.

5. Memutuskan Perkara Dengan Adil.

Rasulullah SAW bersabda : "Tidaklah seorang pemimpin mempunyai perkara, kecuali ia akan datang dengannya pada hari kiamat dengan kondisi terikat, entah ia akan diselamatkan oleh keadilan, atau akan dijerumuskan oleh kedhalimannya" ( R. Baihaqi dari Abu Hurairah dalam kitab Al-Kabir ).

6. Tidak Menutup Diri Saat Diperlukan Rakyat.

Pemimpin itu hendaklah selalu membuka pintu untuk setiap pengaduan dan permasalahan rakyat. Rasulullah bersabda : "Tidaklah seorang pemimpin atau pemerintah yang menutup pintunya terhadap kebutuhan, hajat dan kemiskinan, kecuali Allah akan menutup pintunya terhadap kebutuhan, hajat dan kemiskinannya" ( R. Imam Ahmad dan At-Tirmidzi ).

7. Menasehati Rakyat.

Rasulullah bersabda : "Tidaklah seorang pemimpin yang memegang urusan kaum muslimin, lalu ia tidak bersungguh-sungguh dan tidak menasehati mereka, kecuali pemimpin itu tidak akan masuk surga bersama mereka ( rakyatnya ). Disini dapat pula diartikan bahwa pemimpin itu, ilmu dan ibadahnya harus berada diatas rata-rata.

8. Tidak Menerima Hadiah.

Seorang rakyat yang memberi hadiah kepada seorang pemimpin pasti mempunyai maksud tersembunyi, entah ingin mendekati atau mengambil hati. Oleh karena itu, hendaklah seorang pemimpin menolak pemberian hadiah dari rakyatnya. Rasulullah SAW bersabda : "Pemberian hadiah kepada pemimpin adalah pengkhianatan" ( R. Tabrani ).

9. Menyuruh Kepada Kebaikan.

Rasulullah bersabda : "Tidaklah Allah mengutus seorang Nabi atau menjadikan seorang Khalifah, kecuali ada bersama mereka itu golongan pejabat ( pembantu ). Yaitu pejabat yang menyuruh kepada kebaikan dan mendorongnya kesana, dan pejabat yang menyuruh kepada kemungkaran dan mendorongnya kesana. Maka orang yang terjaga adalah orang yang dijaga oleh Allah" ( R. Bukhari dan Abu Said Ra ).

10. Lemah Lembut.

Doa Rasulullah SAW : "Ya Allah, barang siapa mengurus satu perkara umatku, lalu ia mempersulitnya, maka persulitlah ia. Dan barang siapa yang mengurus satu perkara umatku, lalu ia berlemah lembut kepada mereka, maka berlemah lembutlah kepadanya".

11. Tidak Meragukan.

Rasulullah bersabda : "Jika seorang pemimpin menyebarkan keraguan dalam masyarakat, ia akan merusak mereka" ( R. Imam Ahmad, Abu Dawud dan Al-Hakim ).

12. Perintah Dan Petunjuknya Jelas.

Seorang pemimpin dalam memberikan perintah dan petunjuk kepada bawahannya harus jelas dan dapat dimengerti oleh bawahannya.

13. Tidak Otoriter.

Seorang pemimpin harus berpegang pada aturan perundang-undangan yang berlaku dan memperhatikan pendapat dari orang lain.

Masih banyak lagi aturan kepemimpinan menurut Islam. Anda ingin menambah? Atau ingin mengoreksi? Atau ingin mengomentari? Silahkan poskan di Ruang Komentar sepuas-puasnya.

Minggu, 07 Desember 2008

I K H L A S

Ikhlas adalah sebuah kata yang mudah diucapkan dan ditulis. Namun disisi lain, ikhlas adalah sesuatu hal yang paling berat serta sulit bagi jiwa untuk melakukannya. Dan memang begitulah kenyataannya. Sebagaimana seorang ulama pernah ditanya : "Apakah sesuatu yang paling berat bagi jiwa?" Maka ulama tersebut menjawab : "Ikhlas, sebab dengan ikhlas itu jiwa tidak mendapat bagian apa-apa". Ucapan ulama tersebut memang benar. Karena dengan ikhlas anda tidak akan mendapatkan bagian apa-apa dari sisi manusia, namun disisi Allah SWT, anda akan diberi pahala yang tak terbatas.

APA DEFINISI IKHLAS ITU?

Definisi ikhlas sangat banyak, antara lain :
1. Menyendirikan Allah SWT sebagai tujuan dalam ketaatan.
2. Membersihkan perbuatan dari perhatian makhluk.
3. Menjaga amal dari perhatian manusia dan termasuk pula diri sendiri.
4. Seseorang bermaksud melalui ibadahnya untuk bertaqarrub ( mendekatkan diri ) kepada Allah SWT dan mendapat keridhaan-Nya.
5. Sesuatu yang paling mulia didunia.
6. Rahasia antara Allah SWT dan Hamba-Nya yang tidak diketahui, kecuali oleh Malaikat yang mencatatnya.
7. Membersihkan amal dari segala campuran.

Begitulah berbagai definisi ikhlas. Anda tidak perlu bingung menghadapinya, karena meskipun pengertiannya berbeda-beda, akan tetapi tujuannya sama, yaitu untuk bertaqarrub hanya kepada Allah SWT dan mengharap ridha dan pahala dari-Nya.
Singkat makna, ikhlas itu adalah anda beramal dan beribadah dengan niatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, memohon ampunan dosa, mengharap ridha-Nya dengan cara yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dan berusaha untuk menghindari dari sanjungan dan pujian dari orang lain.

Lalu bagaimana dengan contoh-contoh dibawah ini?
1. Seseorang yang beribadah seperti sholat, puasa, berdzikir dan lain-lain, tetapi dia berharap ingin dipilih menjadi Presiden, Gubernur atau Bupati/Walikota. Apakah ibadahnya itu termasuk ikhlas?
2. Seseorang yang beramal seperti memberikan uang, beras, sarung dan lain-lain, tetapi dia berharap supaya dipilih menjadi anggota DPR. Apakah amalnya termasuk ikhlas?
3. Seseorang yang berdzikir, dia mengeraskan bacaannya dan mengangguk-anggukkan kepalanya agar didengar dan dilihat orang lain. Apakah dzikirnya termasuk ikhlas?

Anda ingin menanggapi?

Silahkan diposkan/ditulis di Ruang Komentar sepuas-puasnya!

Selasa, 02 Desember 2008

PENGUMUMAN

Putusan MK terkait Pilkada Jatim Putaran II :

1. Memerintahkan KPUD JATIM untuk melakukan PEMILIHAN ULANG di 2 Kabupaten, yaitu Kabupaten Sampang dan Kabupaten Bangkalan dalam kurun waktu 60 hari.

2. Memerintahkan KPUD JATIM untuk melakukan PENGHITUNGAN ULANG di Kabupaten Pamekasan dalam kurun waktu 30 hari.

Demikian harap maklum.